MODEM
Modem merupakan device
yang mampu membuat computer terkoneksi internet melalui line telepon
standar. Modem banyak digunakan computer-komputer rumah dan jaringan
sederhana untuk dapat berkomunikasi dengan jutaan komputer lain dalam
lalu lintas Internet. Kata modem itu sendiri merupakan kependekan dari
modulator/demodulator. Ini berarti modem bekerja mengkonversi informasi
digital dari computer ke bentuk sinyal analog yang ditransmisikan
melalui line telepon. Modem (pada computer penerima) selanjutnya
mengkonversi ulang sinyal analog ke sinyal digital.
Ditinjau dari sisi
hardware, terdapat dua jenis modem popular yakni modem eksternal dan
modem internal. Sesuai dengan namanya, modem eksternal adalah jenis
modem yang perangakatfisiknya terpisah dari computer (CPU). Sebaliknya,
modem internal adalah jenis modem yang disertakan satu paket dengan CPU
computer. Modem sangat cocok untuk koneksi internet computer-komputer
individual dan jaringan sederhana (yang memiliki jumlah PC tidak bagitu
banyak), sedang koneksi internet untuk jaringan-jaringan skala
besaar-menengah, memakai teknologi wireless merupakan solusi yang lebih
reliable.
Gambar Modem Internal Dan External
Instalasi Pernangkat Modem Dapat Dilihat Pada Gambar Di bawah Ini
- HUB
Untuk menghubungkan dua
computer atau lebih atau ketika ingin membangun sebuah jaringan
sederhana, sering dihadapkan pada dua pilihan : apakah menggunakan HUB
atau tidak. HUB memang tidak selamanya harus diikutkan dalam membangun
jaringan. Jika kabel jaringan yang dipakai berjernis coaxial atau coax,
HUB tidak dibutuhkan. Namun jika kabel jaringan berjenis UTP, HUB mutlak
diperlukan untuk jumlah klien tiga PC atau lebih.
Secara fisik HUB berbentuk
kotak kecil persegi panjang. HUB berfuingsi menghubungkan
computer-komputer atau device-device jaringan lainnya, sehingga dapat
membentuk satu segment jaringan. Melalui HUB, setiap computer dapat
saling berkomunikasi secara langsung.
Kebanyakan HUB yang
diproduksi saat ini men-support card jaringan (Ethernet) standar.
Orang-orang cukup memasukkan salah satu ujung kabel (yang terpasang
konektor RJ-45) ke salah satu port yang tersedia pada HUB, sedang ujung
lannya ke Ethernet card computer.
HUB berbeda dengan modem.
Modem diperlukan agar dapat terkoneksi Internet, sedangkan HUB
dibutuhkan agar dapat menghubungkan computer-komputer satu sama lain.
Jika seseorang memiliki koneksi Internet melalui modem, dia dapat
memakai HUB untuk membuat koneksi tersebut di-sharing oleh semua
computer.
HUB-HUB pada awalnya
mensupport kecepatan Ethernet 10 Mbps. Namun dewasa ini banyak HUB
memiliki kecepatan data 100 Mbps. Untuk membantu user-user yang
mentransfer teknologi lama ke teknologi baru, beberapa jenis HUB ada
yang mensupport dua kecepatan : 10 mbps dan 100 Mbps. Jenis HUB ini
dikenal dengan dual-speed hubs.
Secara teknis, terdapat tiga jenis hub yang beredar :
- Passive hubs == Hub-hub passive tidak memperkuat sinyal elektrik dari paket-paket data yang masuk
- Active hubs == sebaliknya, Hub-hub active akan memperkuat sinyal paket-paket sebelum mereka dilepas ke network. Fungsi ini dilakukan juga oleh device lain yang dinamakan “repeater”.
- Intelligent hubs == merupakan hub-hub yang memiliki fitur extra dari active hubs, di mana sangat cocok untuk kepentingan bisnis. Sebuah hub yang cerdas secara tipikal men-support manajemen secara remote via SNMP dan virtual LAN (VLAN)
Bentuk Hub Dapat Dilihat Pada Gambar Dibawah ini
GAMBAR HUB
- Switch
Switch adalah device sederhana yang juga berfungsi menghubungkan multiple computer pada layer protocol jaringan level dasar.
Switch memang identik dengan hub, tetapi
switch umumnya lebih “cerdas” dan memiliki performa tinggi dibanding hub
(harganya relative lebih mahal). Secara tipikal, beberapa kelebihan
switch di antaranya :
-
Mampu menginspeksi paket-paket data yang mereka terima
-
Mampu menentukan sumber dan tujuan paket yang melaluinya
-
Mampu mem-forward paket-paket dengan tepat
Seperti halnya hub, switch utamanya
desajikan unruk Ethernet. Switch memiliki konfigurasi jumlah port yang
beragam, mulai dari empat-lima port sampai puluhan port – juga
men-support Ethernet kecepatan 10 Mbps, 100 Mbps atau keduanya
GAMBAR SWITCH
- Repeater
Repeater bekerja meregenerasi atau
memperkuat sinyal-sinyal yan gmasuk. Pada media fisik seperti Ethernet,
kualitas transmisi data hanya dapat bertahan dalam range waktu dan
jangkauan terbatas, yang selanjutnya mengalami degradasi. Repeater akan
berusaha mempertahankan integritas sinyal dan mencegah degradasi sampai
paket-paket data menuju tujuan.
Aktualnya, device-device jaringan yang
bekerja senagaimana layaknya repeater, seperti active hubs, seringkali
disebut “multiport repeaters”.
Adapun kelemahan repeater, perangkat ini
tidak dapat melakukan filter traffic jaringan. Data (bits) yang masuk ke
salah satu port repeater dikirim ke luar melalui semua port. Dengan
demikian data akan tersebar ke segmen-segmen LAN tanpa memperhitungkan
apakah data tersebut dibutuhkan atau tidak.
Repeater adalah suatu alat yang berfungsi
memperluas jangkauan sinyal WIFI yang belum tercover oleh sinyal dari
server agar bisa menangkap sinyal WIFI. Perangkat Repeater harus 2 alat,
yakni untuk menerima sinyal dari server (Client) dan untuk menyebarkan
kembali sinyal Wifi tersebut (acces point).
Fungsi Repeater
Fungsi Repeater
-
Untuk mengcover daerah-daerah yang lemah sinyal dari Server (pemancar)
-
Untuk memperjauh sinyal dari Server (pemancar)
-
Untuk mempermudah akses sinyal Wifi dari Server
Sedikit Cara Kerja Repeater :
Saat PTT HT Ditekan ( ia akan memancar
pada Freq A ) Bag RX repeater (frequency :A) menerima informasi dari
radio HT tsb, maka bag rx aktif, dan COR akan langsung menggerakkan bag
transmit (TX ) yang secara bersamaan informasi yang diterima tsb
dipancarkan kembali oleh bagian TX ( B). dan pancaran tsb dapat diterima
oleh HT lain dilapangan pada Frekwensi receive HT ( B )
Demikian pula saat HT lain mengudara untuk
menjawab atau memanggil prosedur tsb kembali berulang. Repeater pada
umumnya diletakkan disuatu tempat ketinggian ,antennanyapun ditinggikan
lagi yang biasanya diletakkan diatas tower sehingga jangkauan pancaran
akan lebih jauh.
Semakin tinggi letak repeater, maka akan
lebih jauh pula daya jelajahnya.Seringnya repeater diletakkan disuatu
lokasi yang tinggi misalnya di puncak Gunung, atau Bukit , Antennanya
pun di instalasikan ditower yang cukup tinggi.
Memperkirakan jarak jangkau repeater,
secara sangat sederhana adalah dengan melihat area dari lokasi tsb
dengan mata kita, bila yang terlihat sangat luas, maka hampir dapat
dipastikan, sejauh mata kita memandang, sampai sanalah area yang dapat
dicover oleh repeater itu, ( Line Of Sight ) Mengingat keterbatasan daya
pandang, dapat saja coveragenya lebih jauh dari pandangan kita.
Peformance sebuah repeater dipengaruhi
pula oleh ,daya pancar repeater, sensitivitas, serta seluruh; ektivitas
dari repeater itu sendiri. Untuk meningkatkan kekuatan pancaran, selain
meletakkan repeater pada tempat yang tinggi, maka digunakan pula
Antenna dengan penguatan ( gain ) yang besar.
GAMBAR REPEATER
- Bridge
Bridge, banyak yang beranggapan bahwa
fungsi Switch dan ridge itu hampir sama, tapi sebenarnya fungsinya
berbeda. Mari kita lihat, apa itu Bridge.
Bridge adalah sebuah Network Device yang berfungsi untuk memisahkan sebuah jaringan yang luas menjadi segment-segment yang lebih kecil. Bridge membaca alamat MAC (Media Access Control)
dari setiap paket data yang diterima yang kemudian akan mempelajari
dridging table untuk memutuskan apa yang akan dikerjakan bridge
selanjutnya pada paket data tersebut, apakah diteruskan atau di abaikan.
jika switch menpunyai Collision Domain sendiri-sendiri disetiap portnya, begitu juga dengan bridge memiliki Collision Domain tetapi ia juga dapat membaginya dari sebuah Collision Domain yang besar menjadi yang lebih kecil, dah bridge hanya akan melewatkan paket data antar segment - segment jika hanya segment itu sangat diperlukan.
Selain itu ada yang mendefinikan bahwa Bridge adalah sebuah Network Device yang
berfungsi sebagai jembatan fisik dan Bridge pun dapat berfungsi juga
sebagai jembatan nalar (logical) seperti pembongkaran dan penyusunan
paket, penyelematan, buffering dan lain-lain. Dengan demikian bridge
dapat dipakai untuk menghubungkan 2 macam jaringan yang berbeda format
paketnya ataupun yang berbeda kecepatan transmisinya. Misal dua kantor
menggunakan dua jenis sistem jaringan yang berbeda, yang satu
menggunakan sistem Ethernet dan yang lainnya menggunakan sistem Arcnet, maka kedua sistem tersebut dapat digabung dengan menggunakan bridge.
Jenis-Jenis Bridge :
Jenis-Jenis Bridge :
1. Transparent Bridge
Melakukan bridging antara 2 atau lebih segmen LAN. Jenis bridge ini juga dapat melakukan bridging pada jenis media physical layer yang berbeda (UTP, coax, fiber dll). Pengaturan bridge jenis ini dapat dilihat pada dokumen standar IEEE 802.1D.
2. Translating Bridge
Adalah jenis bridge yang mampu untuk melakukan bridging antar protocol pada data link layer (contoh Ethernet dengan Token Ring). Dengan demikian terjadi proses konversi jenis frame data dan transmission rate masing-masing protocol. Proses ini dilakukan pada preamble dan FCS (frame check sequence).
Pada bagian lain kita akan membahas pula bagaimana menghitung performance network dalam hubungannya dengan penerapan kedua jenis bridge ini.
Melakukan bridging antara 2 atau lebih segmen LAN. Jenis bridge ini juga dapat melakukan bridging pada jenis media physical layer yang berbeda (UTP, coax, fiber dll). Pengaturan bridge jenis ini dapat dilihat pada dokumen standar IEEE 802.1D.
2. Translating Bridge
Adalah jenis bridge yang mampu untuk melakukan bridging antar protocol pada data link layer (contoh Ethernet dengan Token Ring). Dengan demikian terjadi proses konversi jenis frame data dan transmission rate masing-masing protocol. Proses ini dilakukan pada preamble dan FCS (frame check sequence).
Pada bagian lain kita akan membahas pula bagaimana menghitung performance network dalam hubungannya dengan penerapan kedua jenis bridge ini.
Masalah yang ada pada segmentasi Ethernet
Dasar dari dibaginya sebuah network dalam beberapa segmen yang menggunakan bridge mengacu pada rancangan topologi jaringannya. Misalnya dalam sebuah network yang terdiri dari departemen A dan B, maka untuk mengurangi overhead traffic jaringan secara keseluruhan dibuatlah segmen fisik A dan B. Dengan tujuan agar traffic pada segmen A jika tidak diperlukan ke segmen B, benar-benar hanya berlalulalang di segmen A saja.
Telah kita ketahui bahwa bridge melakukan filtering dan forwarding frame pada masing-masing segmen nya yang menimbulkan konsekuensi jika filtering dan forwarding rate menjadi besar maka akan mempengaruhi kinerja jaringan secara keseluruhan.
Teknologi switching hub menjawab permasalahan ini dengan cara kerja sebagai berikut:
Saat sebuah node akan berhubungan dengan node lain yang berbeda segmen, peralatan ini akan menjadi bridge dan membuka sebuah jalur langsung ’sementara’ dengan acuan source dan destination address Ethernet nya.
Switching hub bekerja pada Ethernet MAC (Media Access Control) sublayer.
Setiap port pada hub jenis ini dapat menjamin throughput nya tetap 10 Mbps. Karena jika pada hub non switch, jika terdapat misalnya 8 port Ethernet, maka dalam hitungan mudahnya setiap port akan hanya memperoleh 10 Mpbs / 8 port = 1,25 Mbps.
Switching hub
Switching hub bekerja pada Ethernet MAC (Media Access Control) sublayer.
Diagram hubungan antara OSI dan IEEE 802 standar
MAC = Media Access Control
802.3 - CSMA/CD (di Ethernet)
802.4 - TOKEN BUS
802.5 - TOKEN RING
802.6 - DQDB MAN (Distributed Que Dual Bus Metropolitan Area Network)
Buffering pada switch
Pada switch hub digunakan minimal sebuah CPU dan memory untuk melakukan packet buffering. Sebuah switch mampu menerima semua paket data dalam koneksi yang ada secara serentak. Kemudian paket data diteruskan hanya kepada alamat tujuan (destination address).
Setiap paket berisi dua MAC layer address yaitu alamat pengirim (source) dan tujuan (destination). Switch akan menyimpan dalam sebuah tabel MAC address yang digunakan untuk mencocokan koneksi yang harus dilakukan. Penggunaan tabel ini juga untuk menentukan kemana paket data harus dikirim. Jumlah tabel MAC address biasanya juga terdapat dalam spesifikasi switch, yang dapat mencapai ribuan alamat.
Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah kapasitas memory dalam switch. Karena perlu diingat pula bahwa bentuk lalu lintas paket data dapat dibagi dua golongan yaitu : peer to peer/point to point dan satu ke banyak koneksi (one to many, misalnya w/s ke server).
Beberapa teknik yang digunakan pada switching hub:
internal bus - pada high end switch -> gigabytes
shared memory / packet bus
memindahkan satu koneksi dalam switch ke koneksi lain
Parameter penting lainnya adalah ukuran packet per second (pps). Sebagai contoh sebuah merk switching hub dapat memproses sampai dengan 150.000 pps pada koneksi 100baseT (fast ethernet) dan 1/10 nya pada koneksi 10baseT.
Dasar dari dibaginya sebuah network dalam beberapa segmen yang menggunakan bridge mengacu pada rancangan topologi jaringannya. Misalnya dalam sebuah network yang terdiri dari departemen A dan B, maka untuk mengurangi overhead traffic jaringan secara keseluruhan dibuatlah segmen fisik A dan B. Dengan tujuan agar traffic pada segmen A jika tidak diperlukan ke segmen B, benar-benar hanya berlalulalang di segmen A saja.
Telah kita ketahui bahwa bridge melakukan filtering dan forwarding frame pada masing-masing segmen nya yang menimbulkan konsekuensi jika filtering dan forwarding rate menjadi besar maka akan mempengaruhi kinerja jaringan secara keseluruhan.
Teknologi switching hub menjawab permasalahan ini dengan cara kerja sebagai berikut:
Saat sebuah node akan berhubungan dengan node lain yang berbeda segmen, peralatan ini akan menjadi bridge dan membuka sebuah jalur langsung ’sementara’ dengan acuan source dan destination address Ethernet nya.
Switching hub bekerja pada Ethernet MAC (Media Access Control) sublayer.
Setiap port pada hub jenis ini dapat menjamin throughput nya tetap 10 Mbps. Karena jika pada hub non switch, jika terdapat misalnya 8 port Ethernet, maka dalam hitungan mudahnya setiap port akan hanya memperoleh 10 Mpbs / 8 port = 1,25 Mbps.
Switching hub
Switching hub bekerja pada Ethernet MAC (Media Access Control) sublayer.
Diagram hubungan antara OSI dan IEEE 802 standar
MAC = Media Access Control
802.3 - CSMA/CD (di Ethernet)
802.4 - TOKEN BUS
802.5 - TOKEN RING
802.6 - DQDB MAN (Distributed Que Dual Bus Metropolitan Area Network)
Buffering pada switch
Pada switch hub digunakan minimal sebuah CPU dan memory untuk melakukan packet buffering. Sebuah switch mampu menerima semua paket data dalam koneksi yang ada secara serentak. Kemudian paket data diteruskan hanya kepada alamat tujuan (destination address).
Setiap paket berisi dua MAC layer address yaitu alamat pengirim (source) dan tujuan (destination). Switch akan menyimpan dalam sebuah tabel MAC address yang digunakan untuk mencocokan koneksi yang harus dilakukan. Penggunaan tabel ini juga untuk menentukan kemana paket data harus dikirim. Jumlah tabel MAC address biasanya juga terdapat dalam spesifikasi switch, yang dapat mencapai ribuan alamat.
Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah kapasitas memory dalam switch. Karena perlu diingat pula bahwa bentuk lalu lintas paket data dapat dibagi dua golongan yaitu : peer to peer/point to point dan satu ke banyak koneksi (one to many, misalnya w/s ke server).
Beberapa teknik yang digunakan pada switching hub:
internal bus - pada high end switch -> gigabytes
shared memory / packet bus
memindahkan satu koneksi dalam switch ke koneksi lain
Parameter penting lainnya adalah ukuran packet per second (pps). Sebagai contoh sebuah merk switching hub dapat memproses sampai dengan 150.000 pps pada koneksi 100baseT (fast ethernet) dan 1/10 nya pada koneksi 10baseT.
GAMBAR BRIDGE
- ROUTER
Router secara kasar banyak didefinisikan berfungsi untuk membagi 2 Jaringan atau beberapa jaringan, namun sebenarnya Router
adalah perangkat jaringan yang digunakan untuk membagi protocol kepada
anggota jaringan yang lainnya, dengan adanya router maka sebuah protocol
dapat di-sharing kepada perangkat jaringan lain. Contoh aplikasinya
adalah jika kita ingin membagi IP Adress kepada anggota jaringan maka
kita dapat menggunakan router ini, ciri-ciri router adalah adanya
fasilitas DHCP (Dynamic Host Configuration Procotol), dengan mensetting DHCP, maka kita dapat membagi IP Address, fasilitas lain dari Router adalah adanya NAT (Network Address Translator) yang dapat memungkinkan suatu IP Address atau koneksi internet disharing ke IP Address lain.
Jenis-jenis Router
1. Router Aplikasi
2. Router Hardware
3. Router PC
Router aplikasi adalah aplikasi
yang dapat kita instal pad sistem operasi, sehingga sistem operasi
tersebut akan memiliki kemampuan seperti router, contoh aplikasi ini
adalah Winroute, WinGate, SpyGate, WinProxy dan lain-lain.
Router Hardware adalah merupakan
hardware yang memiliki kemampuan sepertiu router, sehingga dari hardware
tersebut dapat memancarkan atau membagi IP Address dan men-sharing IP
Address, pada prakteknya Router hardware ini digunakan untuk membagi
koneksi internet pada suatu ruang atau wilayah, contoh dari router ini
adalah access point, wilayah yang dapat mendapat Ip Address dan koneksi
internet disebut Hot Spot Area.
Router PC adalah
Sistem Operasi yang memiliki fasilitas untuk membagi dan mensharing IP
Address, jadi jika suatu perangkat jaringan (pc) yang terhubung ke
komputer tersebut akan dapat menikmati IP Address atau koneksi internet
yang disebarkan oleh Sistem Operasi tersebut, contoh sistem operasi yang
dapat digunakan adalah semua sistem operasi berbasis client server,
semisal Windows NT, Windows NT 4.0, Windows 2000 server, Windows 2003
Server, MikroTik (Berbasis Linux), dan lain-lain.
Cara Kerja :
Router bekerja dengan cara yang mirip dengan switch dan bridge. Perbedaannya, router merupakan penyaring atau filter lalu lintas data. Penyaringan dilakukan dengan menggunakan protocol tertentu. Router pada dasarnya merupakan piranti pembagi jaringan secara logical bukan fisikal. Router dapat memilih jalan alternatif yang terbaik (rute terbaik untuk transportasi data.), bila memang ada beberapa jalan untuk mencapai tujuan atau bila salah satu jalan ke tempat tujuan terputus karena sesuatu hal.
Cara Kerja :
Router bekerja dengan cara yang mirip dengan switch dan bridge. Perbedaannya, router merupakan penyaring atau filter lalu lintas data. Penyaringan dilakukan dengan menggunakan protocol tertentu. Router pada dasarnya merupakan piranti pembagi jaringan secara logical bukan fisikal. Router dapat memilih jalan alternatif yang terbaik (rute terbaik untuk transportasi data.), bila memang ada beberapa jalan untuk mencapai tujuan atau bila salah satu jalan ke tempat tujuan terputus karena sesuatu hal.
Router bekerja pada
lapisan physical, data link dan network layer, sehingga tidak dapat
digunakan sembarangan. Router umumnya paling tidak terhubung ke dua
jaringan., dua LAN atau WAN ke LAN dan jaringan dari ISP ( Internet
Service Provider). Beberapa modem DSL dan cable modem juga memiliki
fungsi router yang terintegrasi ke dalamnya sehingga memungkinkan
beberapa computer membentuk jaringan dan langsung terhubung ke internet.
Apabila hub, bridge dan switch merupakan networking device maka router
merupakan internetworking device.